Weekend Getaway Sawarna
Awal
Februari lalu, tepatnya tanggal 8 Februari, saya dan Treidy berangkat ke
Sawarna. Pada waktu itu, kami berkeinginan untuk berlibur sejenak menghabiskan
akhir pekan di luar Jakarta. Kami memikirkan tempat yang kiranya tidak terlalu
jauh dari Jakarta, namun dapat memuaskan hasrat kami untuk berlibur selama
akhir pekan. Akhirnya, Treidy memutuskan untuk pergi ke Pantai Sawarna. Saya
setuju saja, karena saya belum pernah kesana dan sepertinya pantai di Sawarna
patut dikunjungi.
Pantai Sawarna ini terletak di Propinsi Banten,
tepatnya di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Propinsi Banten. Total jarak dari kota Jakarta sekitar
230 kilometer dengan waktu tempuh selama 6 hingga 7 jam perjalanan melalui perjalanan
darat.
Pantai Sawarna |
Ada beberapa rute alternatif untuk
menuju Desa Sawarna, diantaranya adalah Jalur Jakarta-Serang, Jakarta-Rangkas
atau Jakarta-Pelabuhan Ratu (Via Bogor dan Sukabumi). Kami memutuskan untuk
pergi melalui jalur Jakarta-Rangkas, karena kami tidak menggunakan jasa travel agent melainkan merencanakan
sendiri, boleh dibilang sih backpacking :))
Treidy dan Kereta Rangkas Jaya |
Saya dan Treidy bertemu di St. Tanah
Abang, karena kami akan menggunakan kereta Rangkas Jaya menuju Rangkas Bitung.
Kereta ini berangkat lumayan pagi, pukul 07.50 pagi. Ada pilihan lain, yaitu
kereta Kalimaya Ekspress yang berangkat pukul 09.30 pagi. Nanti kalian bisa
memilih, kereta mana yang terbaik buat perjalanan kalian. Nah, pada waktu
keberangkatan kami yakni tanggal 8 Februari 2013, kami benar-benar di kejar
waktu. Karena rumah saya di daerah Barat, dan rumah Treidy di Timur sehingga
membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk dapat sampai di St. Tanah Abang.
Beruntung pada hari itu ada demo di St. Serpong, sehingga perjalanan ditunda
menjadi pukul 08.30 pagi. Kereta Rangkas Jaya ini memerlukan waktu sekitar 1
jam 10 menit untuk tiba di Rangkas Bitung, karena kereta ini hanya berhenti di
St. Serpong, St. Tigaraksa dan St. Rangkas Bitung.
Suasana di dalam ELF Mandala-Cikotok |
Setibanya di St. Rangkas Bitung,
kami keluar dari stasiun dan mencari angkot yang akan membawa kami ke terminal
Mandala. Angkot ini berwarna merah, dengan kode jurusan Kota-Mandala. Pilihlah
angkot yang penuh, karena yang penuh yang langsung jalan :)) Hanya memerlukan
waktu sekitar 10-15 menit ke terminal Mandala. Perjalanan tidak berhenti sampai
disitu, kami meneruskan perjalanan selama 4 jam dengan menumpang ELF jurusan
Mandala-Cikotok untuk menuju Kecamatan Bayah. Perjalanan 4 jam ini akan sangat
terasa, karena tidak ada halangan selama perjalanan kecuali jalanan rusak di
sepanjang jalan Cileles-Malingping-Lebak. Nah, jangan ragu untuk bertanya jika
merasa bingung di perjalanan. Kami waktu itu sempat bingung karena perjalanan 4
jam yang benar-benar terasa sekali, kami menanyakan kepada supir ELF dimana
kami harus turun untuk menuju Desa Sawarna. Setelah kurang lebih 4 jam, ELF
akan sampai di pertigaan Kecamatan Bayah. Disitu mirip seperti terminal kecil,
ada beberapa warung-warung makanan dan tukang ojek.
Istirahat Sejenak di Warung Bakso Terminal Bayah |
Nah, tukang ojek inilah
yang nantinya akan membawa kami ke perjalanan selanjutnya. Yaitu ke Desa
Sawarna. Dan saat itu, sudah menunjukkan pukul 14.30. Saya dan Treidy
menyempatkan untuk makan bakso di depan terminal, because Treidy was craving
for Coke pake es batu :))
Dan selama 30 menit menumpang ojek,
kami disuguhkan perjalanan yang belum pernah kami temui sebelumnya saat
menumpang ojek di Jakarta. Saya dan Treidy memasuki semacam hutan rimba yang
saya yakin masih ada singa atau macannya hihihi selain itu di sebelah kanan
akan dijumpai bentangan pantai Samudera Hindia. Well.. Finally, the scents of
the beach.
Hutan di Sepanjang Jalan Menuju Desa Sawarna |
Pantai di Sepanjang Jalan Menuju Desa Sawarna |
Setibanya di Desa Sawarna, Saya dan Treidy diantarkan langsung oleh
ojek kami tepat di depan penginapan kami yakni Java Beach Sawarna. Memiliki
lokasi yang sangat strategis karena dekat dengan sawah dan juga dekat dengan
kawasan pantai. Selain itu, pelayanan Java Beach Sawarna yang membetahkan.
Bapak dan Ibu penjaga penginapan yang ramah, sangat membantu kami selama di
penginapan.
Cottage Java Beach Sawarna |
Jika dideskripsikan, Desa Sawarna
merupakan desa wisata yang kini telah dibantu pemerintah untuk pengelolaannya.
Desa Sawarna memiliki pemandangan alam yang sangat indah. Dan Pantai Sawarna
ini dikelilingi oleh persawahan dan perbukitan dengan pepohonan hijau yang
lebat. Dan menurut blog lain yang sempat saya baca, Desa Sawarna memiliki
beberapa objek yang dapat dikunjungi. Namun, pada kesempatan saya dan
Treidy, kami hanya mengunjungi 3
diantaranya yaitu Pantai Pasir Putih Ciantir, Pantai Tanjung Layar, dan Bukit
Legon Pari.
Pantai Pasir Putih Ciantir |
Pantai Tanjung Layar |
Ombak di Pantai Tanjung Layar |
Sesuai
dengan namanya, seharusnya Pantai Pasir Putih Ciantir memiliki pantai
dengan pasir putih yang bersih, namun ketika saya dan Treidy pergi ke
Pantai Pasir Putih Ciantir, pasirnya berwarna kecokelatan. Mungkin
karena malam sebelumnya habis hujan. Pantai Pasir Putih Ciantir ini
memiliki garis pantai yang sangat luas, dengan deburan ombak yang sangat
besar sehingga banyak para surfer yang berselancar di Pantai
Sawarna ini ketika pagi tiba. Berbeda dengan Pantai Pasir Putih Ciantir,
Pantai Tanjung Layar ini hanya Pantai dengan 2 buah batu kembar yang
sangat besar. Dilindungi dari karang-karang supaya batu ini tidak habis
terkikis oleh air. Tidak banyak aktivitas yang dapat dilakukan di Pantai
Tanjung Layar ini, hanya memandangi batu kembar dan deburan ombak yang
besar sambil berfoto-foto. Saya sempat mengambil foto-foto ombak yang
besar.
Bukit Legon Pari |
Hari pertama kami berencana untuk
melihat sunset di pantai terdekat, yakni Pantai Pasir Putih Ciantir. Namun,
kami ketiduran karena ketika sampai kami memutuskan untuk tidur siang yang
kesorean karena kelelahan. Tidak disangka, ketika waktu hampir pukul 18.00,
matahari senja menghampiri pintu kamar kami yang terletak di lantai 2
penginapan Java Beach Sawarna :))
Matahari di Depan Pintu |
Senja di Balik Pantai Pasir Putih Ciantir |
Villa Angsana dan Persawahan |
Tidak usah khawatir soal makan,
karena biaya penginapan sudah termasuk dengan makan 3 kali sehari. Tapi kalau
kalian pergi dengan budget minim, tentunya ongkos dapat dipangkas dengan hanya menyewa
penginapannya saja. Tapi, saya sangat tidak menyarankan karena sedikitnya
tempat makan seperti warung-warung makan di Desa Sawarna. Menu yang ditawarkan
oleh penginapan pun cukup enak, seperti menu makan pagi berupa nasi goreng,
makan siang seperti nasi+sayur asem dan ikan goreng, dan makan malam berupa
nasi + sayur tumis dan ayam goreng. Di penginapan juga terdapat dapur bersama
yang dapat digunakan oleh seluruh tamu di penginapan.
Dan untuk ketersediaan kamar, saya rasa masih memungkinkan untuk booking langsung saat di Sawarna jika perginya saat tidak musim ramai. Kalau musim ramai, ya saya nggak tahu :)) Saya sarankan sih booking in advance ya.
Dan untuk ketersediaan kamar, saya rasa masih memungkinkan untuk booking langsung saat di Sawarna jika perginya saat tidak musim ramai. Kalau musim ramai, ya saya nggak tahu :)) Saya sarankan sih booking in advance ya.
Hari berikutnya kami berencana untuk
pergi ke Sunrise Spot di Bukit Legon Pari yang berjarak sekitar 2km dari
penginapan kami. Namun sayangnya, kami melewatkannya karena bangun kesiangan.
Pada waktu kami berangkat kesana, setelah bertanya kepada bapak penjaga Java
Beach Sawarna, untuk melihat sunrise atau matahari terbit setidaknya kita
berangkat pukul 05.00 pagi. Dan agenda hari ini tidak terputus sampai disitu,
setelah sarapan kami berkeliling Pantai Sawarna. Memang tidak banyak yang kami
kunjungi pada saat itu, kami ke Pantai Pasir Putih Ciantir, dan Pantai Tanjung Layar
yang menjadi highlight of the trip kami pada waktu itu. Beruntung saat itu
Pantai Tanjung Layar sedang surut, sehingga kami dapat pergi ke dekat Batu
Tanjung Layar dengan mudah dan mengambil beberapa foto ombak yang saat itu
menarik untuk diambil gambarnya. Sambil menikmati deburan ombak di balik karang
Pantai Tanjung Layar, kami menikmati buah kelapa di warung-warung sekitar
pantai.
Pantai Tanjung Layar
|
Keceriaan Pantai Saat Sunset |
Hari ketiga, yaitu hari terakhir
kami di Desa Sawarna. Saya dan Treidy sekali lagi berencana untuk pergi ke
sunrise point untuk melihat matahari terbit. Namun apa daya, kami lagi-lagi
bangun kesiangan dan dikejar waktu untuk segera pulang. Akhirnya, kami hanya
pergi ke Bukit Legon Pari jam 08.30 pagi.
Bukit Legon Pari |
Kami berencana untuk pulang
menggunakan kereta Kalimaya Ekspress terakhir dari Rangkas Bitung pukul 14.20.
Itu berarti, paling lambat sekali kami sudah harus meninggalkan penginapan
pukul 09.30 pagi. Dan sekembalinya kami dari Bukit Legon Pari dan membereskan
barang-barang, saat itu sudah pukul 10.00 pagi. Benar saja, kami tiba di St.
Rangkas Bitung pukul 14.30 dan kereta Kalimaya Ekspress telah pergi
meninggalkan kami. Tersisa kereta-kereta ekonomi yang penuh sesak dan memakan
waktu hampir 2 jam 30 menit untuk sampai St. Tanah Abang karena kereta tersebut
berhenti di setiap stasiun. FYI, kereta Kalimaya Ekspress dijadwalkan tiba di
St. Tanah Abang pukul 15.55. Sebelum tiba di St. Rangkas Bitung, kami melihat
ada bis jurusan Bekasi yang akan melewati tol Kebon Jeruk. Dan kami memutuskan
untuk kembali ke terminal Mandala untuk naik bis dan mengambil Jakarta-Serang.
Bis tersedia setiap jam sekali, bis kami yaitu Sinar Jaya jurusan Rangkas
Bitung-Bekasi. Berangkat pukul 15.30 dan tiba di tol Kebon Jeruk pukul 19.30
karena tersendat di beberapa tempat menuju tol Balaraja.
Well.. travel is about the journey,
not the destination :)
Breakdown biaya:
Kereta Rangkas Jaya: Rp. 4.000
Kereta Kalimaya Ekspress: Rp. 20.000
(Promo sampai 31 Maret 2013) Normal: Rp. 30.000
Angkot Kota-Mandala: Rp. 3.000
ELF Mandala-Bayah: Rp. 30.000
Ojek Bayah-Sawarna: Rp. 25.000
Bis Sinar Jaya Rangkas Bitung-Kebon
Jeruk: Rp. 15.000
Penginapan Java Beach Sawarna: Rp.
150.000/orang/malam (Makan 3 x) Rp. 100.000/orang/malam (Hanya kamar) Cp: Ibu Farha (087875293598)
Cottage Java Beach Sawarna |
Penginapan Villa Angsana: Rp.
150.000/orang/malam (Makan 3 x) Rp. 100.000/orang/malam (Hanya kamar) Cp: Ibu Niken (081906368816)
Villa Angsana di Tengah Sawah |
Penginapan Villa Batara: Rp.
120.000/orang/malam (Makan 3 x) Rp. 60.000/orang/malam (Hanya kamar)
Villa Batara |
Penginapan Saung Chlara: Rp.
150.000/orang/malam (Makan 3 x) Rp. 100.000/orang/malam (Hanya kamar) Cp: Ibu Nenda (087772095744)
Saung Chlara Sebelah Kanan, Villa Angsana Sebelah Kiri |
Perjalanan menggunakan mobil
pribadi:
- Masuk Tol Jakarta - Merak dan keluar di Serang Timur
- Dari Pintu Tol Serang Timur menuju ke arah terminal Pakupatan.
- Dari terminal lurus sampai ketemu lampu merah pertama dekat dengan Pom Bensin Pertamina belok kiri menuju Palima, atau perlimaan Serang Banten dari Palima itu ambil yang ke arah Baros dan Pandeglang.
- Dari Baros mendekati masuk kota Pandeglang nanti akan ada dua pilihan, melalui alun-alun Pandeglang atau ke pinggir. Dari Pandeglang kota atau pinggir pandeglang bisa menuju Saketi. Jalan dari Pandeglang menuju Saketi ini dibeberapa titik ada betonisasi jalan.
- Jika sudah sampai di Saketi, nanti ambil arah yang ke Malingping. Jalan Saketi-Malingping ini jalannya rusak dan jika perjalanan malam hari harus hati-hati karena minim penerangan jalan, jadi bersiaplah untuk menikmati perjalanannya.
- Setelah sampai di Malingping, kita bisa menuju ke Bayah. Jalan sepanjang jalan Malingping-Bayah ini terdapat banyak pantai-pantai yang menarik diataranya Pantai Bagedur, Pantai Cihara, Pantai Cibobos dan lainnya
- Di Pertigaan Bayah-Sawarna, belok ke kanan. Ikutin jalan saja, nanti setelah 30 menit sampai deh di Sawarna.
- Kalau mau pulang jangan malem-malem ya, katanya Jalur Serang ini kalau malam menyeramkan
- Selalu jaga keselamatan dan keamanan diri saat bepergian
- Dan selamat berlibur :)