Tuesday, December 14, 2010

Kesalahan Penggunaan Partikel Kata Hubungan

Apa yang ada di benak kalian ketika kalian akhirnya memutuskan untuk memiliki sebuah hubungan yang intens dengan seorang yang lain? 

Ada beberapa alasan yang nampaknya dapat menjadi sebuah pertimbangan kenapa? Memang sih ngga ada apapun di dunia ini termasuk hubungan dengan sesama manusia yang kekal. Cuma ya masuk akal juga kalo ini semua upaya buat mencari kebahagiaan. Pernah ngga kalian mikir juga, bahagia terus-terusan alias setiap hari till the rest of your life? Its kkkkkinda bored rite? Hubungan yang intens dalam tulisan ini gue singkat sebagai  hubungan aja ya, kepanjangan kan gue cape juga nulisnya -___-".

Hubungan yang dalam maksud sebenarnya hubungan itu sendiri memang tidak selamanya baik-baik saja, pasti ada waktunya juga hubungan itu tidak baik-baik saja alias sedang bermasalah. Gue mensimilarisasi hubungan itu sendiri dengan hidup gue. Dalam artian gini, hidup gue adalah hidup gue cuma gue butuh peran pembantu utama yang ikut berperan dalam skenario hidup gue. Hampir setiap waktu gue menghabiskan waktu untuk berhubungan dengan orang lain ya kalo ngga gue ansos dong. Kadang hubungan itu baik-baik saja, tanpa ada masalah sedikitpun alias ya gitu jalan aja tuh hubungan sama kayak waktu yang terus berjalan tanpa ada hambatan. Tapi kadang, hubungan yg gue milikin atau gue jalani itu ngga baik-baik saja atau ada masalah alias ya kayak waktu yang tiba-tiba berhenti gitu aja sehingga kita harus memikirkan bagaimana caranya itu waktu bisa jalan lagi,

Gue tau lo agak bingung dengan tulisan gue yang ini, karena tadi vertigo gue sempat menyerang dan gue harus tepar beberapa jam untuk memulihkan. Lo pada tau kan ya vertigo tuh sakitnya kayak apa, dan sekarang gue terbangun karena termotivasi untuk mengerjakan tugas gambar, dan bermain games. Kenapa games? Next time deh ya gue angkat tentang games, intinya sih ini tulisan masalah hubungan yang intens yang gue singkat jadi hubungan aja. 

Mungkin kalian mengartikan hubungan yang intens ini sebagai  pacaran atau apalah entah itu soulmate atau apapun, yang penting intens. Back to point, inget di awal tadi gue membuka dengan APA? Apa sih sebenernya? Sebelumnya nih ya, kalian pernah mikir ngga kalo hubungan yang kalian bangun baik-baik di awal komitmen kalian untuk membangun hubungan itu, harus kandas (baca: berakhir) di tengah jalan jauh diluar apa yang kalian harapkan sebelumnya saat kalian memulai membangun hubungan itu? 

Gimana coba perasaan kalian? Buat yang mendalami betul apa maksud dari dia serta mereka memilih hubungan itu ya bakal sedih, ya kan? Ya logika aja sih ya, kalo gue sih gue dari awal membangun sebuah hubungan yang intens itu dengan perasaan (baca: rasa sayang) kayak pepatah lawas aja "tak kenal maka tak sayang" pepatah ini sih gue artiin ya lo harus sayangin dulu sesuatu yang bakal lo mulai, lo pilih, lo ambil, lo jalanin, or whatsoever, dengan gitu lo mengenali betul apa yang sebenarnya lo mulai, lo pilih, lo ambil, lo jalanin, or whatsoever. Dari situ lo bisa tau dengan mudah, bener ga sih yang gue pilih, gue ambil, gue jalanin, or whatsoever. Dari situ lo bisa tarik garis kesimpulan dari apa sih arti dari hubungan yang intens itu. Dan mau dibawa kemana sebenernya hubungan itu.

Sorry kalo akhirnya gue harus keluar dari definisi serta APA? yg diatas tadi sempat gue singgung. Disini gue cuma mau ngasih tau point yang paling penting dari kesalahan penggunaan partikel kata hubungan. Nih ya, sedikit aja hargai atas apa yang  lo mulai, lo pilih, lo ambil, lo jalanin, or whatsoever. Dengan begitu lo tau hubungan yang sangat erat kaitannya dengan hidup lo itu bisa jauh lebih oke dalam artian skenario hidup lo itu ga terkesan dibuat-buat. Mungkin lo bingung, gini nih. Lo hidup kan nih ya, terus lo punya hubungan. Terus, kadang lo ngga menghargai. Tau darimana? Logika aja sih, kalo lo menyepelekan setiap hubungan yang lo bangun, dengan siapapun itu gimana ngga skenario lo dibuat-buat? Kalo dalam dunia film, lo akan mendapatkan Razzie awards (Googling aja). Sebisa mungkin sih ya, jangan ada perselisihan, boleh sih ada karena seperti yang gue jelasin di awal Its kkkkkinda bored kalo tiap harus bahagia. Cuma ya setiap perselisihan itu ga dengan mudahnya lo tinggalin, dalam setiap cerita kan ada yang namanya konflik ya, nah konflik ini bakal ada solusinya di akhir. Buat lo yang ga bisa nemuin solusinya itu bukan lo yang ngga nemu tapi belum nemu aja. Segala sesuatu itu butuh proses, dan terkadang proses itu ga gampang buat diajalaninnya. 

Kalo setiap permasalahan itu, yang lo temuin dalam hubungan itu ngga lo selesein dalam artian lo lari ya sama aja lo ngga mau belajar. Gini deh, dalam belajar itu ngga ada yang instan, makanya ada istilah tinggal kelas. Kalo lo tetep stuck dengan masalah tadi berarti lo kurang pintar alias tinggal kelas.  Sampai kapan? Sampai lo bisa menemukan solusi dari konflik cerita hidup lo. Cape? Ya emang, lo pikir lo jalanin hidup ini ga butuh perjuangan. Hey, bung wake up!

Intinya sih ya, jangan lari dari masalah. Oke ini kesalahan penarikan kesimpulan, tapi ga salah juga iya ga sih? Logikanya lagi sih ya, lo punya hubungan ---> lo punya masalah ---> nemu solusi ---> hidup bahagia. tapi kalo kejadiannya kayak gini lo punya hubungan ---> lo punya masalah ---> lari dari masalah ---> hidup bahagia.

Gimana ngga, lo terus dihantui akan masalah itu dan lo ngga akan bahagia. That's it.

No comments:

Post a Comment